Jumat, 07 September 2012

Aku , Dia dan Harapan





Aku selalu bertanya akan hakikat perasaan yang timbul di lubuk hati ini, Tuhan semesta alam membuatnya dengan begitu indah, seakan berbisik meniupkan sebuah cahaya ke dalam timbunan-timbunan dasar atom tubuh ku. Siapa yang tahu isi dalam dada , apakah dia pernah berteriak serta memanggil kepada tuannya.

 
 Aku merasa malu dengan sikapku yang kaku dan tak bisa menentukan sikap untuk memilih jalan yang tepat. ketika mata ini ingin membuang semua duka dan lelah yang ku pikul apa yang terjadi? Ternyata perasaan ini selalu membisikan hal-hal yang membuatku hilang kendali.


Siapa sebenarnya Aku? Yang selalu berkata Aku kepada Aku. Aku tetap lah aku bukan siapa –siapa. Bukan sebuah mainan yang bisa di bawa kesana kemari oleh mereka.juga bukan sebuah makanan yang bisa di santap disetiap waktu kapanpun mereka mau. Dan Aku bukanlah sebuah sampah yang selalu di buang di tempat sampah kemudian tiada artinya oleh manusia.

Aku juga bukan Cinta yang selalu membuat seorang pujangga menghasilkan syair yang terkenal di alam jagad raya ini. Syair yang membuat para pemuda tergila-gila kepada gadis pujaannya. Juga bukan cinta buta yang hanya memberikan kenikmatan sementara, ketika kacang telas terkelupas dari kulitnya maka yang akan tersisa hanya tinggal kulit di emperan jalan,. Bukan Aku yang seperti itu.

Aku  bukan sebuah kebencian, yang setiap saat timbul pada hati yang kotor dan penuh dengan debu polusi jalanan. Aku bukan suatu kemalangan bagi diri seorang yang rapuh menjalani jembatan yang penuh rintangan. Jembatan Yang di bawahnya sungai dengan arus air yang sangat deras dan berbagai batu terjal yang tertanam didalamnya.

Lalu siapa aku? Yang ingin tahu aka harapan perjanan ini.,

Aku akan terus menelusuri jalan setapak itu, di tengah gelapnya malam berjalan tertatih-tatih tanpa ada seorang yang menuntun.

Aku ingin seperti mereka, merasakan indahnya tawa, merasakan sebuah senyuman yang melakat di pipinya. Berjalan tanpa beban, menari dengan riangnya. 

Aku selalu bertanya.,Siapa Dia? Dia yang ada di depan pintu gerbang itu. Pintu gerbang cahaya putih yang membawa penerangan. Siapa Dia? Pikiranku selalu bertanya apa yang tidak ku mengerti. Seolah seorang bayi yang selalu ingin tahu benda apa saja yang ada di depannya.

Dia tersenyum, Dia melemparkan kebahagiaan kepadaku, seolah-olah dada ini begitu tenang terasa.tapi salahkah Aku Berharap? Salahkah Aku menunggu sebuah cahaya itu atau Dia yang membawa penerangan ? 

Inilah pengharapan seorang Aku terhadap Dia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More